Pelajaran apa yang bisa kita petik
dari Acara Benteng Takeshi cuyy, di acara Televisi dulu ntuhh, masih inget apa pura-pura gak inget, ciyuss miapah,,, hehehe, di acara Televisi ini ada sebuah ke optimisan dan keyakinan tampak
dari seluruh peserta. “Saya Pasti Bisa”, sebuah kata yang jarang ditemui oleh
ummat Muslim di Indonesia. Kata-kata dan keyakinan bahwa “Saya pasti berhasil”, walaupun pada
akhirnya mereka kalah. Namun kekalahan itu adalah kekalahan dari kegagalan,
bukan kekalahan akibat mereka tidak bertanding, bukan begitu Pak lurah,,, hehehe,, lanjoottt.
Pada zaman kekhalifahan
pernah ada seorang Panglima Perang bernama Jabal Tariq, yang dengan jumlah
pasukan cenderung minim, mendarat di sebuah batu karang tepi pantai untuk
membebaskan suatu daerah dari kekuasaan seorang Penguasa Zhalim. Setibanya di Pantai , ia
memerintahkan untuk membakar semua kapal. Lalu ia berkata pada pasukannya, “Tidak
ada lagi jalan ke Belakang, Di Belakang adalah laut, dan di Depan adalah musuh,
Jika kalian tetap ingin hidup, tidak ada cara lain selain mengalahkan mereka”,
maka pasukan itu pun terus maju, dan akhirnya pasukan itu pun menang. Dan selat
itupun sekarang dinamai selat Jibraltar.
Saudara dan saudariku yang di rahmati Allah SWT,
adakalanya kita harus semangat seperti para peserta Benteng Takeshi. Yang mana
kita tahu bahwa kita akan kalah namun kita harus tetap berusaha dan percaya diri, berusaha untuk
membalik keadaan. Nillai sebuah ke optimisan adalah teramat besar. Apa yang
kita pikir, mampu mempengaruhi jalan hidup kita. Bila kita berpikir “Saya
pasti Bisa” , Insya Allah kemenangan di depan mata, namun apabila kita
berpikir gagal dan tidak percaya diri, maka sekeras apapun kita dipaksa untuk
menang, tetaplah kegagalan di depan mata.
Kita harus bisa
menghadapi kegagalan, namun jadikanlah kegagalan yang kita dapat adalah sebuah
kegagalan yang terencana sebelumnya. Bukan kegagalan akibat tidak berusaha.
Berusahalah untuk terus melaju ke depan, walaupun harus dengan merangkak Dan
setiap kita melangkah ke depan, bakarlah semua jalan yang telah kita lalui
sehingga tidak mungkin ada kemungkinan bagi kita untuk mundur ke belakang.
Majulah dengan riang dan tersenyum karena esok adalah milik kita.
Teman gue pernah berkata bahwa bila kita terlalu optimis, bila kalah,
itu akan terlalu menyakitkan. Tapi tunggu dulu, Islam punya solusinya, Ini bisa
dicegah dengan menempatkan 99% optimis dan 1 % resiko kegagalan terencana
(bukan 1% pesimis), tetaplah optimis dalam 0,01 detik terakhir usaha kita, dan
selepasnya, marilah bertawakkal, apapun yang terjadi, itulah yang terbaik
menurut Allah bagi kita. Terimalah apa pun hasilnya setelah kita berusaha dan
kita yakin kita Bisa.
Saudara dan saudaraku, akhirnya marilah kita bersama-sama mengundurkan diri dari
manusia biasa, dan mendaftarkan diri menjadi manusia yang luar biasa. kenapa gue nge-posting tentang manusia itu luar biasa, karena gue pernah mengalaminya dan itu sangat luar biasa, jadi kapan anda akan bangkit dari keterpurukan selama ini. GOOD LUCK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar